SEPI ANGIN DARI KINABALU...

ku titipkan rinduku dari perantauan pada kedua orang tuaku di dalam blog ini...Ya Allah Ya Tuahnku,limpahkan lah Rahmat kasih sayangMu pada mereka....lindungi dan jauhkanlah mereka dari kecelakaan serta kurniakanlah kebahagiaanMu pada mereka di dunia dan akhirat....sesungguhnya aku terlalu menyayangi mereka...amin..

Wednesday, February 9, 2011

tanah cinta bonda



~PUISI UNTUK BONDA TERCINTA~

Ibu...
kau telah memberikan separuh kehidupanmu
Memberikan banyak cinta untukku sepanjang hidupmu

Menjadi tempat mengaduku
Kau memberikan semangat untukku

Memberikan waktumu untukku
Hanya kau wanita yang paling kucintai di dunia ini

Ibu...
Hanya kau yang mempunyai waktu untuk mencintaiku

Ibu...
Hanya air matamu yang mengalir untukku

Ibu...
Hanya engkau yang menyerahkan nyawamu untuk menyelamatkanku
Hanya ada huluran tanganmu ketika aku menangis

Hanya ada senyumanmu ketika aku bersedih
Hanya ada tawamu ketika aku senang

Ibu...
Hanya engkau yang ada dalam di hatiku

Ibu...
Seandainya aku bisa menghapus air matamu
Seandainya ibu tahu aku juga merasakan pedihnya hatimu

Agar aku merasakan jika ibu sedang sedih
Tapi gadis kecilmu ini tidak dapat berbuat seperti yang ibu lakukan padaku

Ibu...,
Seandainya aku bisa menggantikan kesedihan ibu dengan tawaku
Seandainya aku bisa memberikan nyawa ini walau hanya separuh dari nyawaku
Seperti yang ibu lakukan ketika melahirkan aku

Seandainya aku bisa menjadi tempat mengadumu
Seperti aku yang bisa mengadu padamu
Aku hanya ingin menyapu air matamu, ibu...
Aku juga ingin merasakan perih dan pedih yang ibu rasakan

Ibu...
Sejuta cintaku
Sejuta kasihku
Sejuta perhatianku
Dan sejuta sujudku ditelapak kakimu...

Ya Allah...
Kau angkatlah beban ibuku...
Hanya Engkau yang bisa
Karena hanya Engkau tempat mengadu ibuku...

Ibu...
Aku mencintaimu dengan sepenuh hati dan jiwaku

Tuesday, February 8, 2011

Puisi buat bonda

Perkongsian rasa buat mereka yang masih ada bonda atau yang sudah tiada. Bila mahu tidur nanti,pejam mata, ingat balik kisah kamu bersama bonda. Semoga tidur kamu dipeluk rasa sayang.

(i)
Malam ini
aku titipkan puisi
buat bonda
agar terasa aku diribaannya
tenang
lena.


Bonda
waktu aku kecil-kecil dulu
aku ini pemalu berjumpa orang-orang baru
selalu menyorok muka dibelakangmu
bila bonda tanya mengapa
aku jawab, “takut, mama”
bonda , ketika itu pasti kamu hanya tersenyum melihat aku.


Bonda
waktu aku kecil-kecil dulu
ketika sifat nakal aku ini menjadi ujian buatmu
pasti bonda selalu kata,
“Anak mama jangan nakal, tak sayang mama?”
sedih suaramu bonda.


Bonda
waktu aku kecil-kecil dulu
ingat tak, yang aku ini selalu aja suka bersendirian
di tingkap itu aku selalu duduk tanpa berteman
angin yang berhembus itulah sahabat aku
buku kecil dan pensil itulah penghubung jiwa aku
bonda selalu bertanya, “tidak mahu berkawankah?”
aku cuma tersenyum dan menggeleng sahaja.


Bonda
waktu aku kecil-kecil dulu
ketika ayahanda selalu kerja diluar
kita hanya berdua dirumah
bila mahu tidur, bonda selalu bercerita kadangkala itu bonda bersyair
agar aku tenang lena hingga esoknya
aku masih ingat bonda,
aku suka mendengar cerita Laila dan majnun
aku suka didoikan syair sang pujangga
suaramu bonda, itu pengubat luka lara dalam jiwa.

(ii)
Seawal pagi kini
bila mata ini mampu lagi celik
pasti aku teringat
suaramu memanggil nama aku
tangan lembap mu dek kerna air wudhuk itu membelai muka dan mengejutkan aku
semua itu bonda
membuatkan segala urat badan aku segar untuk bangun semula.


Bonda
kadangkala jika hadir rasa kosong dalam jiwa
pasti kamu tahu segala
tidak perlu mulut aku bicara
tidak perlu untuk aku menyusun kata
kamu tahu kan segalanya bonda
kerna tiba-tiba pasti ada panggilan darimu bertanya
“Kenapa anak mama? Sedih ya?”


Tapi itu semuanya kisah kita dulu bonda
aku kini hanya mampu bukukan seagalanya di dalam jiwa
tiada siapa pun dapat membaca
hanya aku, diri aku, bersama kisah aku.

(iii)
Bonda
kini aku benar-benar perlu peluk darimu
aku ingin jadi seperti anak kecil dahulu


Disini
sekarang ini
aku berdiri rasa kelu
aku melangkah rasa dihimpap batu
aku duduk bagai dilambung kesana kesitu
aku menunggu tanpa siapa menyambut aku
jatuh
jatuh
akhirnya aku hanyut berlalu


Bonda
aku mahu tangan kamu
ubati luka nanah aku
sekat tangis aku
rangkul erat aku
tolong bonda
sakit ini bonda
anak mu makin hanyut berlalu

(iv)
Bonda
tika tangan ini memohon padaNYA
ku pujuk tuhan agar tenangkan bonda
sekat airmatanya
sejukkan hatinya
melihat aku di sini
bila aku tiada
tidak mampu membuat apa


Bonda
aku simpankan puisi ini
buat mu
sampai satu masa nanti
tanggan mu menarik aku
ke syurga bersama.


Aku tunggu,
bonda.


ayah...

Sunday, February 6, 2011

AYAH BUNDAKU


Bunda
engkau adalah
rembulan yang menari
dalam dadaku
Ayah
engkau adalah
matahari yang menghangatkan
hatiku
Ayah Bunda
kucintai kau berdua
seperti aku mencintai surga
Semoga Allah mencium ayah bunda
dalam tamanNya terindah nanti

ibuku....


sayup kudengar gerit halus suara pintu di
 kegelapan nan hening
 kalau aku terbangun malam itu
 kemericik air mengalir menyenandungkan
 ritual wudhu
mengirim desir angin dingin yang membuatku
menarik selimut lebih dalam
Bundaku……….
 kau ajar aku dalam diammu nilai Ilahiah
 kasih mengalir di senja itu,
 ketika aku harus menunggu giliran mengaji
 darimu
 atau cahaya remang mentari menyentuh bola
 mataku,
 kala dalam kuap sisa tidurku
 kulihat engkau membaca qur’an pagi itu
 Bundaku…………
 dalam lakumu kau ajar aku kecintaan akan
 Kalam Ilahi
 tak banyak yang kau beri dari dunia ini
 padaku
 tak banyak tuntutan kau ungkap akan harapan
 seorang ibu
 nilai ketulusan dan kesederhanaan
 mengajarkanku sesuatu
 Maka kelak…….
 jika harus engkau pertanggungjawabkan amanah
 ini dihadapanNya
 izinkah aku untuk mengatakan…………

 Aku yang salah Tuhanku
 untuk kebodohanku dalam mengambil pelajaran
 Aku yang salah Tuhanku
 untuk keburukan akhlak yang terpatri
 Aku yang salah Tuhanku
 untuk semua pelanggaran yang telah aku
 lakukan

 hingga engkau bebas
 dari tuntutanNya akan laku anakmu ini
 sekalipun itu
 tak pernah cukup untuk mengganti
 setiap cucur darah, keringat dan airmata
 dari ketulusan cintamu

 terima kasih ibuku………

IBU

Ibu…
Kedut wajahmu merobek hati
Kenangan lalu terpahat di sanubari

Ibu…
Engkau bermandikan peluh
Demi sesuap nasi anak-anakmu
Bersama kasih sayangmu
Umpama buah yang masak ranum…

Ibu…
Kali ini aku bangkit
Bersama tekad cita di dada
Bersama harapanmu yang menggunung
Takkan ku rela
Keringatmu mengalir lesu

Ibu…
Kini aku hampir
Menggapai kemuncak citamu
Mencapai impianmu
Tunggulah…
Anakmu pulang
Membawa segulung ijazah
Membela nasib kita
Membela nasib bangsa
Membela nasib agama

Ibu…
Kegembiraanmu kegembiraanku
Kesedihanmu kedukaanku







CERITA SEORANG MAMA


Di jendela
Seorang mama sepi
Mata tua merenung jalan
Mengenang satu kehilangan
Anakku..
Kelamarin kulepaskau pergi
Ke kota berburu
Meraih nasib
Tapi…
Hingga ke saat ini
Aku kehilanganmu
Tanpa secebis warkah
Atau sekelumit pesan
Anakku…
Beruntungkah kau
Mencapai maksudmu
Atau sengaja kau lupakan
Si tua ini..
Atau kau terjatuh
Dalam perangkap kota
Yang beranjau duri
Anakku…
Aku seorang ibu
Ibu yang daif ini
Sering sepi di jendela
Untuk melihat langkah
Kau pulang
Dengan wajah berseri
Menemui ibumu
Yang kepatahan
Tempat bergantung ini…


                                               

PUSARA AYAH


Menjelma cahaya subuh
Kumandang azan syahdu
Menusuk hati yang lama sendu
Gerak langkah
Seiring desir angin
Menyusur pasir putih
Melewati penghuni sepi
Di sana…
Kemboja segar berdiri
Tidak lekang zikir suci
Setia meniti hari
Korban diri layu menyembah bumi
Di sana…
kicau murai berterbangan
seakan mengucap salam
melabuh medan kesepian
meredah daratan keinsafan
Ayah…
Di sini aku berdiri
Berdiri anak yang sepi
Rindu menggamit hari
Tidak bisa dibendung lagi
Ayah…
Akulah bongsu tinggalanmu
Akulah yang masih mencari
Sisa-sisa keusangan
Sebuah kasih sayang yang abadi
Ayah…
Di sini aku masih
Menggenggam sebuah amanat
Amanat kasih kesumat
Yang pasti belum tersisih
Ayah…
Biar kita berpisah
Antara langit dan bumi
Hati anakmu masih di sini
Teguh melabuh hari
Ayah…
Di sini inginku sampaikan
Salam al-Fatihah buatmu
Dari kekasihmu yang setia
Kekasih yang bernama bonda
Ayah…
Di sini kutaburkan
Bunga-bunga kerinduan
Kalam Yassin kuiringkan
Doa untukmu ketenangan
Ayah…
Terlerai sudah
Seribu kesyahduan
Bila terhampar segala kalimat
Moga rohmu dicucuri rahmat.

Ayah

Ayah…
Pengorbanan mu
Umpama mutiara di tengah lautan

Ayah…
Kedut wajahmu
Kelam kulitmu
Membakar semangatku

  Ayah…
Malam pekat berbekalkan pelita
Bersengkang mata di kala engkau lena
Ditemani kokokan ayam
Memecah kesunyian
Demi mengubah keadaan

Ayah…
Memori semalam menerjah ingatan


Dalam kesejukan hujan
Kepulanganmu ayah…
Bersama ikan-ikan tak kehabisan
Wajahmu ayah…
Sugul tak bermaya
Kelibat senyum matamu masih jua ramah
Seakan menutup padaku kelesuan hidup sendiri
Mengharapkan esok
Sinar menerangi fana

Ayah…
Kolam-kolam derita dan pudar bulan pagi
Garis-garis putih lesu melingkungi hitam suram
Kini…diterangi bulan
Bercahaya menerangi hidupmu

Saturday, February 5, 2011

PUISI RINDU BUAT IBU

redup asar petang jumaat
dengan renyai dan rahmat
bumi menjemput takdir dengan berat
hukum hidup pada yang hadir
aku merelakan 
pergimu membawa
sekelian sakit sekelian perit
segenap pedih dan pahit
dengan kudrat yang bersisa
aku menyaksikan 
dirimu menelan duka 
memamah payah di halkum
urat dan nadi terhenti
ketika semuanya berakhir
dalam sedar dan lena
suatu kehilangan hadir
dengan kehadiran yang hilang
mimpi ngeri menjadi realiti
sepi menyelubungi diri 
antara langit dan bumi
kerinduan hadir 
dalam gelisah yang panjang
dalam ingatanku menyinar 
bagai kilau cahaya
menikam gelap kamar
saat saat mengulit rindu 
aku mengingatmu ibu

Wahai Puteriku.. Dengarlah Ini Baik-Baik

Nasihat Ibunda Umamah Bunti harith kepada puterinya Ummu Iyyas binti Auf bin Muhallam As syaibani yang akan bernikah dengan Raja Kindah Amru bin Hijr. Sebelum akad nikah berlangsung, ibu Ummu Iyyas telah masuk bertemu anaknya dan berpesan:

Wahai puteriku, jagalah baik-baik 10 perkara, kelak kamu akan memiliki Perbendaharaan Rumahtangga.
1) Temanilah suamimu dengan sifat Qana'ah (terima seadanya). Hormatilah dia dengan menggembirakannya dan berikanlah kepuasan kepadanya.
2)Turutilah perintah suamimu sebaik-baiknya.
3)Awasilah sorotan kedua matanya jangan sampai suamimu melihat sesuatu yang buruk padamu.
4)Awasilah hidungnya jangan sampai suamimu mencium sesuatu kecuali bau yang paling sedap dan nyaman.
5)Jagalah baik-baik waktu tidur suamimu jangan sampai tidurnya terganggu kerana ia membawa kemarahan.
6)Jagalah baik-baik waktu makannya jangan sampai dia lapar kerana lapar itu menimbulkan kemarahan.
7)Jagalah baik-baik harta benda suamimu dengan cermat dan aturkanlah perbelanjaan keluar masuk harta atau wang nya dengan sebaiknya.
8)Jagalah anak-anaknya, keluarga dan pembantu rumahtangga suamimu sebaik-baiknya.
9)Janganlah melawan ayau menderhaka perintah suamimu kerana perkara itu menyedihkannya.
10)Janganlah kamu membuka rahsia suamimu kerana dengan itu nescaya kamu tidak akan terselamat darinya (dunia dan akhirat).

Semoga diri ini menjadi yang solehah untuk suami dan ibubapa tercinta....


Tuesday, February 1, 2011

-MUTIARA HATI-

Mawi - Ayah Aku Rindu Padamu

Ayah..aku rasa sunyi 
sejak kehilanganmu di dunia ini 
di saat ku meniti kejayaan ini

Ayah..aku menyanjungi 
jasamu yang terlalu agung buatku 
tak daya ku membalas jasa dan budimu 
Tanpa kamu hilanglah haluan hidupku 
terasa siksanya di jiwa ini 
tak dapat ku membalas jasamu di dunia ini 
Di pagi raya 
ku pohonkan kemaafan, keinsafan 
ku doakan agar rohmu 
dicucuri rahmat Ilahi 
oh ayah... 

Tanpa kamu hilanglah haluan hidupku 
terasa siksanya di jiwa ini 
namun aku 
tetap redha apa yang mendatang 
Di pagi raya ku pohonkan kemaafan, keinsafan 
ku doakan agar rohmu 
dicucuri rahmat Ilahi 
oh ayah...

Ayah..aku rasa sunyi 
sejak kehilanganmu di dunia ini 
di saat ku meniti kejayaan ini 
Ayah..aku menyanjungi 
jasamu yang terlalu agung buatku 
di hari raya ini 
ku merinduimu...



Allah Selalu Bersama Kita

Love .........

Ayah Oh Ayah

Rasakan dihatimu,
secebit kasihku,
yang kian merinduimu,
biar kau tiada dimata ku
asal kau bersama Pencipta ku
juga Penciptamu
yang menjanjikan pertemuan denganmu
di Syurga milik yang satu.


Selamat hari bapa!!
Saya sayang ayah saya...



Keringat Seorang Ayah…


kasih seorang ayah terhadap anak nya….
dikala tangan mu ayah menyentuh jari jemari halusku…
yang masih lemah dan longlai untuk meneruskan kehidupan…
namun sesudahku dewasa…
tangan ini lah yang seringkali menderhakai mu…
ya Allah ampuni lah aku….




ayah…. ku mengerti segala jerih payah diri mu dalam membesarkan ku selama ini…
disaat diri ini memikirkan…
disaat diri ini ditinggalkan kesepian…
tiada lagi arah untuk ku tuju…
ayah… bimbinglah aku…
menuju jalan ilahi….


oh ayahku!!!! kau seorang pejuang rupanya…
ku rasa sungguh bertuah…
takkan ku sesali takdir ini…
suatu hari nanti…
bumi allah ini akan bersih jua…
dari najis mungkar dan dosa…
aku anak ayah anak pejuang…
Tatkala seorang anak perempuan bertanyakan kepada ayahnya yang sudah tua, tanpa disengajakan anak perempuannya melihat ayahnya mengusap wajahny yang mulai berkerut dengan badannya yang makin membongkok dimakan usia dengan suara batuk tuanya…
Lalu anak perempuan itu bertanyakan kepada ayahnya : “ayah, kenapa wajah ayah makin berkerut dan badan ayah kian hari kiat membungkuk???”
demikian pertanyaan anak perempuan kepada ayahnya ketika sedang santai di beranda,
Si ayah menjawab ” Kerana aku lelaki “

Anak perempuan itu berkata tidak memahami apa yg telah dimaksudkan oleh ayahnya itu dengan sendirian ” aku tidak mengerti” dengan berkerut kening karena jawapan si ayahnya membuat hatinya bingung.
Ayah hanya tersenyum, dipeluk dan dibelainya manja rambut anaknya sambil menepuk bahunya dan berkata “Anakku kamu memang belum mengerti tentang lelaki “. Demikian bisik sang ayah yang membuat anaknya bertambah bingung.
Kerana perasaan ingin tahu lalu si anak perempuan segera mendapatkan ibunya untuk bertanyakan persoalan yg membingungkan dirinya itu, si anak perempuan bertanya kepada ibunya :


“Ibu, mengapa wajah ayah kian berkerut dan badan ayah kian hari kian membungkuk? dan sepertinya ayah mengalami demikian tanpa ada keluhan atau rasa sakit ???”
Ibunya menjawab “Anakku, jika memang seorang lelaki bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian “. hanya itu jawaban si ibu dan anak itupun kemudian tumbuh dan menjadi dewasa, tapi ia tetap masih mencari-cari jawapan, kenapa wajah ayahnya yang tampan berubah menjadi berkerut dan badannya membungkuk??
Hingga suatu malam ia bermimpi, dan didalam mimpinya ia seolah-olah ia mendengar suara yg lembut dan kata-katanya terdengar dengan jelas, itu ternyata rangkaian jawapan pertannyaannya selama ini yang selalu ia cari.
” Saat kuciptakan lelaki, AKU membuatnya sebagai pemimpin keluarga, serta sebagai tiang seri dari bangunan keluarga tersebut, dan ia senantiasa akan berusaha menahan setiap ujungnya agar keluarganya senantiasa merasa aman, teduh dan terlindungi. “


“Kuciptakan bahunya yg kuat dan berotot untuk membanting tulang menghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus cukup kuat untuk melindungi seluruh keluarganya. “
“Kuberi kemahuan kepadanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yg berasal dari titisan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, walaupun seringkali ia mendapat cercaan dari anak-anaknya, “
“Kuberikan keperkasaan dan mental pintar yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya ia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya ia merelakan badannya berbasah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan terhembus angin, ia relakan tenaga perkasanya demi keluarganya dan yang selalu dia ingat adalah disaat semua keluarganya menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil jerih payahnya.”
“Kuberikan kesabaran, ketekunan dan dan kesungguhan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa ada keluh kesah. walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan seringkali menerpanya.”
“Kuberikan perasaan kuat dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai dan mengasihi keluarganya, didalam suasana dan situasi apapun, walaupun tidak jarang anak-anaknya melukai perasaannya dan hatinya.”
“Padahal perasaannya itu pulalah yang telah memberikan rasa aman disaat anak-anaknya tertidur lelap, serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anaknya agar selalu saling mengasihi dan menyayangi sesama saudara.”
“Kuberikan kebijaksanaan dan kemampuan kepadanya untuk memberikan pengertian dan kesedaran kepada anak-anaknya tentang saat kini dan saat mendatang, bahkan seringkali ditentang dan ditolak oleh anak-anaknya. “


“Kuberikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan dan kesadaran bahawa isteri yang baik adalah isteri yang sentiasa setia terhadap suaminya, isteri yang baik adalah isteri yang selalu menemani dan bersama-sama menjalani perjalanan hidup baik suka mahupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada istri, agar tetap berdiri, bertahan, sepadan dan saling melengkapi dan saling mengasihi.”
“Kuberikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti, bahwa lelaki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirannya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya dapat hidup didalam keluarga bahagia dan badannya yang bungkuk agar dapat membuktikan, bahwa sebagai lelaki yang bertanggung jawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga dan segenap perasaannya, kekuatannya, kesungguhannya demi kelanjutan hidup keluarganya. “
“Kuberikan kepada lelaki tanggung jawab penuh sebagai pemimpin keluarga, sebagai tiang penyangga, agar dapat dipergunakan sebaik-baiknya, dan hanya inilah kelebihan yang hanya dimiliki oleh lelaki. walaupun sebenarnya amanah ini adalah di dunia dan di akhirat.”
Terkejut anak dari tidurnya dan segera ia berlari, berlutut dan berdo’a hingga menjelang subuh, setelah itu ia hampiri bilik ayahnya yang sedang berdoa, ketika ayahnya berdiri si anak menggenggam dan mencium telapak tangan ayahnya.
“AKU MENDENGAR DAN MERASAKAN BEBANMU, AYAH”