SEPI ANGIN DARI KINABALU...

ku titipkan rinduku dari perantauan pada kedua orang tuaku di dalam blog ini...Ya Allah Ya Tuahnku,limpahkan lah Rahmat kasih sayangMu pada mereka....lindungi dan jauhkanlah mereka dari kecelakaan serta kurniakanlah kebahagiaanMu pada mereka di dunia dan akhirat....sesungguhnya aku terlalu menyayangi mereka...amin..

Monday, January 31, 2011

Puisi Buat Bonda



Bonda,
Dalam hati pernah bercerita.
Berkata tentang kita.
Tentang susah senang hidup kita.
Tentang pahit getir perjalanan kita.


Bonda,
Jika dahulu aku buntu.
Jika dahulu aku runsing.
Dan jika dahulu aku buta.
Doa mu masih tak jemu menyusurku.


Bonda,
Biar merpati beralih arah.
Mendung timbul di celahan kaca.
Hujan turun di kutub utara.
Kau insan terindah figura dunia.


Warna memori.
Adakala terluka dan terhiris.
Tiada ku kecil dan tiada ku besar.
Dan bila sang hitam menjelma.
Wajah mu sering bermain di kotak mindaku.
Hingga terbawa di buai lena maya.


Bonda,
Katakan lah apa saja.
Lautan merah aku renangi.
Gunung tertinggi aku daki.
Si pelangi aku cari.
Setia ku tak kan pudar.
Walau datang ribut melanda.


Bonda,
Jika aku pergi dulu.
Jangan ditangisi semua itu.
Tidak ku sanggup melihat dirimu berduka lagi.
Akan ku kenang peristiwa semalam.
Mencintai mu adalah perkara teristimewa.
Buatku bonda.



AKU SAYANG IBU DAN AYAHKU

Aku sayang ibu dan ayahku
walaupun...
kepala aku hampir pecah
dipukulnya
walau disiksa
bermandi darah
dibantainya
setelah diikat di tiang
satu kampung dikejarnya aku
dengan paranghidup hidup
mahu dicincang

tapi aku tidak pernah melawan
sehingga aku tidak tahan
aku pun pergi
cuma untuk berjauhan
tapi aku pulang juga
memangku mereka diribaan
disaat saat terakhir
mereka akan perg
imengadap ilahi
dan aku pasti
sentiasa memaafkan
kubisikan kalimah syahadah
diteliganya dengan linangan airmata

tapi anak anak sekarang
meski pun tiada seekor nyamuk
pun yang berani hinggap ketubuhnya
ketika kecil dulu 
ketika dia tidur dengan aman
makan bersuap
kecilnya dimandikan
diberinya didikan agam
adi sekolah secukupnya
dan di dalam susah bapanya
sehingga harus meminta
mintabelas kasih merata rata
hingga hilang tebal malu mukan
yahingga besarlah dia
dari sakit ibu bapanya

bila dia sudah besar gagah
mereka sudah berani
mencabar menengking bapa sendiri
ajak berlawan
mahu disepaknya ketepi
begitulah anak anak akhir zaman
ibu ibu yang melahirkan tuan
di rumah mereka sendiri
menjadi tuan pemerintah
pengarah pengarah

hebatnya anak anak akhir zaman
tidak ingatkah mereka pada lautan api
lautan darah dan nanah
yang bakal direnangi nanti
anak apakah ini..?




" perempuan di hujung jalan "


matanya menatap penuh harap
pada setiap khabar yang datang
apakah yang dinanti akan segera tiba?

degup jantungnya begitu keras
berbaur dengan cinta yang membuak
serta limpahan kasih yang tertahan dalam dada
hampir tumpah, tapi perempuan itu tetap sabar menanti

perempuan di hujung jalan
setia menantinya pulang
dan siap dengan dakapan hangatnya
serta tumpahan cintanya

perempuan di hujung jalan
tanpa lelah menyiramkan kasihnya
tanpa putus asa menaungi cintanya
tanpa berharap balasan menumpahkan rindunya
pada buah hatinya, padaku...

ah, perempuan di hujung jalan
aku pulang, membawa rinduku
aku pulang, mempersembahkan baktiku

Buat mak

Aku ingat lautan yang pecah dimatamu
sewaktu aku menuju jauh lepas diderit pintu
dan wewangian nafasmu yang menyapu mukaku
pada dendang penghantar kantuk sebelum subuh
aku ingat itu
ada yang tak terserap waktu
kecupan lembut dikeningku
hangatnya sungguh tak lekang dari jiwaku
aku rindu dan rindu


mak…
aku ingin kembali pada purnama yang telah jauh
pada piawai jemarimu yang lembut mengusap rambutku
barang sekejappun aku rela
aku hanya ingin mengulang ritual menyiangi rerumputan dilaman
menyusuri pematang dengan gelak kanak kanakku di pangkuanmu
mak…
rinduku memuncak, sangat…!
padamu…
pada kekasih abadi, hidup dan mati.

wanita cahaya syurga


kerlip bintang mampu menghapus putus asa itu….
matahari yang bersinar bisa menutupi kesedihannya…
senyumannya yang menyejukan jiwa, laksana bulan purnama bercahaya terang…
kesendirianku terhampus lembaran kebahagiaan yang dia berikan…
cahayanya bagaikan segumpal cahaya yang mampu menerangi seluruh alam…
tatapan matanya yang bersinar seperti air yang menampakkan wajah cantiknya…
setetes demi setetes air wudhu membasahai raganya…
doa demi doa menyiram hatinya…
ketika sayap-sayapnya terbakar,dia berusaha membuat sayapnya itu utuh!…
kesabarannya setia menemani hariku yang ceria….
dia yang selalu menyalakan cahaya-cahaya yang redup dalam hidupku…
dia selau menaruh sepotong harapannya agar dunia semakin bersyukur dan bersyukur atas nikmat yang Tuhan berikan terutama pada anak-anaknya…
dia yang selalu mengajarkan dunia untuk mngerti kingkungannya terutama pada anak-anaknya…
karena dia adalah wanita cahaya syurga yang selalu membuat kita mngerti apa arti dari saling menghargai dan arti dari saling membahagiakan…

Hadiah buat Bonda tersayang…..

“Ya Allah, ampunilah segala dosaku dan dosa kedua ibu bapaku, dan kasihanilah mereka sebagaimana mereka mengasihani aku ketika aku kecil dan rahmatilah mereka serta tempatlah mereka bersama orang yang beriman di Dunia dan Akhirat” Amin ya Raballa `Alamin


Duhai Bonda

Bagai kerdipan lilin yang berkilau, bercahaya
Menggantikan mentari terangi malam nan gelita
Membakar diri pun membeikan cahaya
Membiar diri musnah terlebur
Korban segalanya penuh rela
Biar dimamah arus usia
Tidak pernah kenal derita
Bagai sungai kasih yang mengalir
Tiada penghentiannya, tak bertebing
Duhai ibunda kaulah anugerah istimewa
Berkorban jiwa raga redahi hidup nan mencabar
Berusaha dan sabar dalam mengharungi derita
Hidupmu penuh ranjau meniti kepayahan yang tiada kesudahan
Tidak sekali mengharapkan dibalasi permata
Cukup engkau rasa bahagia
Lihat anak-anakmu berjaya
Kau penawar hati duka
Walau hatimu terluka
Engkau ibu engkaulah bapa
Pabila ayah tiada
Hanya Tuhan saja yang dapat membalas jasamu
Kerana Tuhan saja yang tahu penderitaanmu
Wahai bonda

CERITERA: KASIH SAYANG IBU

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki bertanya kepada ibunya. “Ibu, mengapa ibu menangis?”. Ibunya menjawab, “Sebab, Ibu adalah seorang wanita, Nak”. “Aku tak mengerti” kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat.


Nak kamu memang takkan mengerti…”
Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya. “Ayah, mengapa ibu menangis?” Sepertinya ibu menangis tidak ada sebab yang jelas?” Sang ayah menjawab, “Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan”. Hanya itu jawaban yang diberikan oleh ayahnya. Lama kemudian, si anak itu menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya,mengapa wanita menangis.
Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan.
Ya Alloh, mengapa wanita mudah sekali menangis?” Dalam mimpinya Tuhan menjawab,
Saat Ku ciptakan wanita, Aku membuatnya sangat utama.Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan beban dunia dan isinya,walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, sering pula ia kerap berulang kali menerima menerima cerca dari anaknya itu.
Kuberikaan keperkasaan, yang akan tetap membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.
Pada wanita kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya,walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.
Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.
Kuberikan kepadanya kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan menjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak ?

Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.
Dan, akhirnya,Kuberikan ia air mata agar mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan pada wanita, agar dapat digunakan kapanpun diinginkan. Hanya inilah kelemahan yaang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan”.
Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau masih hidup, karena di kakinyalah kita menemukan surga.
Kasih ibu seperti lingkaran, tak berawal dan tak berakhir.
Kasih ibu itu seperti berputar dan senatiasa meluas, menyentuh setiap orang yang ditemuinya. Melingkupinya seperti kabut pagi, menghangatkannya seperti mentari siang, dan menyelimutinya seperti bintang malam.
Semoga Yang Maha Kuasa mengampuni dosa-dosanya.

Amiin Ya Rabbal ‘alamin
Mom, I Love You

Subuh Yang Terakhir - Rabbani





Bilakah kali yang terakhir kau ucapkan sayang
pada insan yang setia berkongsi susah dan senang
Luahkan isi hati, andainya sudah ditakdir
Tadi subuh yang terakhir

Bila berdekatan kadangnya makin kita leka
Bila bejauhan barulah merindu didada
Selagi berkesempatan ucapkan terima kasih
Andai esok takkan hadir

Tika terkasar bahasa mungkin ada yang terasa
Tapi tak kedengaran rintihan kerna sayangkan dirimu
Namun di hati mampukah dilupakan
Rayulah kemaafan
Jangan sebelum nyawa dipulangkan

Bilakah kali yang terakhir kau kucupi pipi
Ayah bonda yang tak mungkin kau terbalas budi
Tunjukkanlah syukurmu bertuahnya kau dilahir

Tika terkasar bahasa mungkin ada yang terasa
Tapi tak kedengaran rintihan kerna sayangkan dirimu
Namun di hati mampukah dilupakan
Rayulah kemaafan
Jangan sebelum nyawa dipulangkan

Lihatlah saja isterimu berkorban separuh nyawa
Demi menjamin kebahagian anak dan suami tercinta
Buktikan padanya pilihan jodohmu tepat
Sebelum semua terlewat

Lafazkan rasa cinta...
andainya sudah ditakdir
Tadi subuh yang terakhir

Rabbani - Anak Soleh




Kenangi ibu bapa
Doakanlah sejahtera
Kita anak harus membela
Apabila sudah dewasa

Jangan biarkan mereka
Sia-sia di hari tua
Kecewa hidup dan merana
Kerna perbuatan anak derhaka

Bahgiakan mereka
Hingga ke hujung usia
Bila sampai waktu ajalnya
Anak soleh sebagai harta

Hai... Ibu bapa
Kami permata anda
Tidak jemu berdoa
Agar sejahtera terpelihara

Di dunia bahagia
Akhirat pun begitu jua
Inilah harapan kami semua
Moga Allah kabulkan doa


Di Pondok Kecil (Ae Man Feat Bazli UNIC)


dipondok kecil di pantai ombak

berbuih putih beralun-alun

disuatu hari ayah berkata
jaga adik mu ayahkan pergi jauh
ku pandang wajah ayah dahinya ku cium
air mata mengalir hatiku pilu

diam-diamlah sayang jangan menangis
doakan ayah semoga sejahtera
diam adik ku sayang jangan menangis
walaupun ayah gugur pastinya dia syahid

selamat berjuangan ayah tercinta
kau pergi dulu ayah ke medan juang
ku iringi doa moga berjaya
beroleh kemenangan demi agama Islam

wahai abang ku kemana ayah
ku sayang ayah ku cinta ayah


ku sayang ayah ku cinta ayah 

duhai adik ku sayang jangan bersedih
ayah mu pergi menyambut seruan Ilahi
tapi ingatlah adik ku pesanan ayah
belajar berusaha walau dimana jua

pada Mu Tuhan aku bermohon
dosa ayah ku minta diampunkan
ku iringi doa rahmati dia
tempatkanlah ayahku bersama kekasih Mu